Jumat, 16 April 2010

Hitam Putih Enterprise Siap Menangi Pasar Voucher Elektrik

04 April 2010 16:49 wib Daerah
Semarang, CyberNews. Voucher (isi ulang) pulsa dalam bentuk elektrik saat ini menjadi pangsa pasar yang sangat menggiurkan, hal itu berjalan selaras dengan makin banyaknya masyarakat yang memerlukan fasilitas telekomunikasi mobil.
Ceruk yang begitu besar ini, sangat dirasakan oleh Rudy M alif sebagai peluang usaha yang sangat menggiurkan. Dia pun pada tanggal 23 Maret 2008 mencoba membuka usaha voucher tersebut dengan ikut franchise di PT. Hitam Putih Elektronik Indonesia, sebuah perusahaan brand untuk transaksi voucher all operator.
Ternyata pilihan Rudy untuk menjalankan usaha ini sangatlah tepat, bagaimana tidak? usaha yang dirintisnya tersebut pada tahun pertama tumbuh secara cepat. Transaksi yang dibukukan mampu meningkat hingga tembus 400%, saat itu transaksi yang dibukukan dari 700 transaksi/hari manjadi 4500 transaksi/hari.
Melihat perkembangan yang sangat menarik tersebut, Rudy selaku pemimpin dan pengelola proyek tersebut memutuskan untuk memisahkan diri dari franchise PT Hitam Putih Elektronik Indonesia pada 28 Oktober 2008 atau tepatnya 6 bulan semenjak bergabung.
Saat ini menurut Rudy dalam jumpa pers nya Minggu (4/4) siang tadi perusahaannya mulai lebih serius mengelola bisnis ini, hal itu dimulai dari pergantian nama perusahaannya menjadi CV. Hitam Putih Enterprise. Pergantian nama itu resmi disandang sejak 23 Maret lalu, Rudy menjelaskan kedepan perusahaannya itu tidak hanya fokus pada voucher elektrik saja namun akan melebarkan sayap ke usaha IT lainnya.
Pada 2010 ini perusahaannya sudah merencanakan bebarapa hal semisal adanya perubahan internal (perubahan nama perusahaan, logo, administrasi dan finance), penambahan investasi infrastruktur (server transaksi stok, penyempurnaan disaster recovery plan) serta mengembangkan media untuk marketing dan komunikasi. Ketiga hal tersebut diharapkan mampu membuat perusahaannya semakin maju kedepan.
Selain itu, Rudy menambahkan perusahaannya juga akan menularkan peningkatan sumber daya masyarakat di bidang IT dan kewirausaan carany dengan mengadakan seminar dan workshop yang kaitannya dengan tekhnologi terkini. "Bulan Juni mendatang kami akan membuat seminar IT dengan target peserta 300-500 peserta," katanya.
Perusahaan yang berpusat di jalan Jatingaleh II/2, 98 Semarang itu tidak menerapkan pembukaan cabang, tapi lebih mengoptimalkan main dealer dan dealer di daerah-daerah. "Dengan adanya sistem tersebut cost yang cukup besar untuk membuka cabang bisa kita maksimalkan untuk reward main dealer dan dealer," lanjut Rudy.
Rudy menambahkan perusahaannya lebih menekankan pada pelayanan konsumen dan harga yang kompetitif, sehingga ketepatan waktu terkirimnya pulsa ke pelanggan adalah indikasinya. Hitam Putih mentargetkan maksimal satu pulsa sudah terkirim ke pelanggan sejak transaksi. "Bila sampai 3 menit tidak ada respon, bisa langsung komplain," ungkanya secara serius.
( Wisanggeni /CN13 )

Bersainglah Dengan Konsep

Hukum Wirausaha #6 Bersainganlah Dengan Konsep
Produk boleh sama, karya cipta mudah ditiru, namun yang membedakan adalah konsep dan orang dibelakangnya. -Rhenald Kasali

Denny Delyandri (owner http://www.kekpisangvilla.com/) tidak bersaing dengan produk, tetapi bersaing dengan konsep. Kalau bersaing dengan produk, maka Anda akan terperangkap pada adu fungsi. Fungsi makanan adalah "mengenyangkan" dan "enak". Fungsi kamar(hotel) adalah untuk ditiduri, kopi untuk mencegah ngantuk, air untuk mengatasi haus, dan seterusnya.

Selama anda bersaing dengan produk, maka akan Anda temui pesaing-pesaing baru yang mampu membuat membuat makanan yang lebih enak, lebih mengenyangkan, lebih nikmat, makyus, dan tentu saja lebih murah. Semua itu mudah dilakukan pendatang-pendatang baru dan tentu saja persaingan semakin lama akan menyulitkan Anda.

Bersaing dengan konsep adalah bersaing dengan kecerdasan, yaitu apa yang hendak Saudara konsepkan dari produk Saudara. Ginseng dari Korea dikenal sebagai "obat kuat" dapat dipasarkan sebagai teh ginseng yang 100% merupakan ginseng yang disajikan dalam bentuk tea bag dan dikonsumsi seperti Anda minum teh. Seorang pedagang durian menghadirkan suasana makan durian di kebun durian (dengan konsep suasana) dan Denni Delyandri memasarkan kek pisangnya dengan konsep oleh-oleh.

Persaingan masa kini adalah persaingan dengan konsep, yaitu apa yang Anda ingin konsepkan dari produk yang Anda buat. Konsep akan menentukan hubungan Anda dengan pelanggan dan menentukan apa yang akan anda kerjakan dalam mengisi pasar.

Untuk bersaing dengan konsep, perhatikan tip berikut:

  • Desain produk sesuai kebutuhan konsep. beri kemudahan akses, kemudahan dalam membawa, dan konsumsi.
  • Konsistensi. Harus konsisten, jangan tergoda memasarkan "konsep" ke dalam pasar biasa demi memperluas pasar. Kue sus merek "X" di Bandung dulu sangat terkenal karena selain enak, juga merupakan oleh-oleh yang unik bagi orang Jakarta yang bepergian ke Bandung. namun sejak "oleh-oleh" unik banyak ditemui dengan mudah di atas kereta api dan toko-tokonya yang tersedia di Jakarta, ia kehilangan konsepnya, dan masuk ke dalam persaingan biasa.
  • Emosional. Cari celah emosional yang membuat Anda mengekspresikan emosi mereka dalam berbelanja.
  • Ciptakan perceived value positif yang tercermin dalam kualitas dan harga segmen.
  • Pengembangan. Konsep bisa saja tetap tidak berubah, namun menampilkan produk, akses, dan selera dapat terus dikembangkan, disesuaikan dengan temuan-temuan baru atau kebutuhan-kebutuhan baru.
  • Treaming. Bila varian sudah kebanyakan, perlu dilakukan pengurangan jumlah produk atau variant treaming, yaitu mengurangi jumlah varian. Denni Delyandri melakukan treaming varian dari 12 menjadi 5 rasa saja.

Sebuah konsep yang baik mencerminkan sebuah pembedaan. Dicari karena keunikan dan kesan yang diciptakan. -Rhenald Kasali

Dari buku "Wirausaha Muda Mandiri" - Ketika Anak Sekolah Berbisnis. Prof. Rhenald Kasali, Ph.D. Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama . Hal 97-99.